Kota Salatiga, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Berada di lereng timur Gunung Merbabu, membuat kota ini berudara cukup sejuk.
Sejarah
Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal-usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal-usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.
Transportasi
Salatiga memiliki dua terminal, yang bernama Tingkir yang melayani bis tujuan AKDP Jateng dan AKAP Jateng, seperti Jakarta hingga Denpasar, Bali, dan Tamansari yang melayani jalur dalam kota. Untuk transportasi massal, Salatiga memiliki angkutan dengan tujuan beberapa daerah di sekitar Salatiga.
Oleh oleh khas Salatiga yaitu enting enting gepuk yaitu camilan yang terbuat dari kacang + gula dilembutkan trus agak dipadatkan.Tapi buat yang pernah makan pasti bikin ketagihan lo. Selain itu juga ada kripik paru yang gurih punya. Buat oleh-oleh kerabat dan teman, silahkan mampir ke Jalan Sukowati. Disitu berderet toko-toko penjual makanan oleh-oleh khas Salatiga seperti ting-ting gepuk, kripik paru, abon sapi dan ayam (pedes manis), ampyang kacang (gula kacang), dll. Klo dari Jl. Sukowati belok kiri dikit ada toko Roti Wonder yang terkenal dengan sus kering yang yummy dan bagelennya. Ke Salatiga jangan pernah lupa mampir ke Soto Kesambi dan Soto Esto, makannya sama krupuk karak yang dikremes trus dicampur bareng sama lauknya perkedel, tempe goreng dan saren kecap.Menu sarapan yang unik lainnya di Salatiga adalah Pecel Madya. Nasi pecel dimakan sama telur dadar goreng daun bawang banyak + ati ampela dan krupuk karak or krupuk rambak khas Salatiga.
Untuk camilan, Salatiga punya rolade daun singkong yang aku nggak pernah nemuin di tempat lain even di Semarang aja nggak ada tuh Rolade Daun Singkong. Terbuat dari daun singkong muda yang direbus dulu trus dicampur sama tahu putih yang udah dihalusin dengan bumbu bawang putih, garam dan ketumbar trus digulung bentuk rolade dibungkus pakai daun pisang, dikukus sampai tanak setelah matang dipotong-potong dan digoreng pake tepung.
Beberapa makanan selingan yang banyak diburu adalah Ronde Sekoteng dan Getuk. Meski ronde dan getuk mudah dicari di kota lain, tapi di Salatiga ada Ronde Jago dan Getuk Kethek yang memang benar-benar memiliki kekhasan tersendiri. Selain itu ronde susu di Jalan Kemuning juga top selain banyak juga tempat ronde di pinggir jalan atau yang khas lagi di Jalan Jend. Sudirman ada warung khusus Ronde yang sedep.
Ronde Jago adalah nama warung yang menyediakan berbagai variasi wedang ronde. Kita bisa mimilih ronde es yang segar ataupun wedang ronde hangat yang mengundang selera. Yang khas dari Ronde Jago adalah isi di dalamnya yang benar-benar kaya akan rasa. Jika biasanya ronde hanya berisi ronde, kacang, kolang-kaling, di Warung Ronde Jago isinya bertambah manisan jeruk, agar-agar, blinjo, dan delima sagu. Dengan kekayaan isi tersebut menjadikan Ronde di Warung Ronde Jago sangat nikmat dan khas.
Lokasi Warung Ronde Jago juga sangat mudah untuk dijangkau. Lokasinya sangat dekat dengan lokasi Sate Sapi Suruh, yaitu tepat di belakangnya. Harganya pun sangat terjangkau, untuk ronde sekoteng cukup dengan Rp 6.000,- sedangkan untuk ronde sekoteng campur kacang tanah Rp 7.000,-. Selain ronde, Warung Ronde Jago juga menyediakan Batagor Bandung, Mie Kopyok, dan Pempek Palembang. “Awalanya kita hanya jualan ronde, sekarang setelah sekitar 40 tahun, ada beberapa menu tambahan yang disediakan,” jelas Ivon, generasa kedua pemilik Warung Ronde Jago.
Getuk Kethek
Tentu Getuk Kethek hanya sebuah nama, awalnya diberi nama Getuk Kethek adalah untuk memberi tanda supaya orang mudah mencari lokasi, yaitu yang depan rumahnya ada kethek yang dipiara. Lokasi berjualan Getuk Kethek meski terletak di tengah kota Salatiga, tapi agak masuk beberapa meter dari Jalan Jend Sudirman, tepatnya di Jalan Argo tunggal deket dengan pertigaan ABC Salatiga.
Getuk Kethek atau yang juga disebut Getuk Tiga Rasa sama seperti getuk lainnya, yang bahan utama terbuat dari singkong. Namun dengan pengolahan yang alami dan dengan resep yang telah turun generasi, kenikmatan Getuk Kethek memang sangat terasa di lidah. “Mungkin karena kita tidak memakai pengawet buatan, jadi banyak orang yang menyukai getuk bikinan kita,” jelas Miing generasi kedua pemilik Getuk Kethek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar